Masdulhak Abdi

Tentang Penulis

Masdulhak Abdi dilahirkan di Barabai, 4 Mei 1973. Alumni Pascasarjana Universitas Negeri Malang ini bekerja sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia sejak tahun 1998. Profesi guru memang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil dengan alasan sosok guru itu penuh berkah dan bertabur kemuliaan jika mampu menjadi teladan. Guru yang satu ini sempat meraih predikat Kepala Sekolah Teladan/Berprestasi Kalimantan Selatan tahun 2009 dan sekarang menjabat Kepsek di SMAN 1 Tanta Kab. Tabalong sejak Juli 2013.

Selain sebagai guru, “Abdi” begitulah panggilannya dikenal juga sebagai seniman dan penulis. Semasa kecil dan remajanya beberapa kali menjuarai lomba baca puisi dan cipta puisi tingkat sekolah dan umum. Selain aktif dalam kegiatan kepenulisan, sosok yang satu ini juga getol menekuni bidang fashion, tari, musik tradisional, dan teater. Semasa kuliah pernah terpilih menjadi Duta Seni Univ. Lambung Mangkurat dengan menampilkan Madihin di UNS-Solo th. 1996. Pada Aruh Sastra Kalimantan Selatan VII tahun 2010, pecinta seni ini meraih juara II Lomba Basyair. Pada tahun 2012 menjadi Duta Seni Tabalong

Buah karya puisinya pernah dimuat di Mentari, Dinamika Berita, Radar Banjarmasin, Banjarmasin Post, Media Bersinar, Metro, Antologi Semua Karena Kau (2005), Antologi Puisi Penyair Seribu Sungai Paris Berantai (2006), Bunga Rampai Puisi Tarian Cahaya Di Bumi Sanggam (2008), Antologi Puisi penyair HST Bertahan Di Bukit Terakhir (2008), Kumpulan Puisi Menyampir Bumi Leluhur (2010), Selembar Daun Sehijau Pucuk (2012), dan Seloka Bisu Batu Benawa (2012).

Selain menulis di bidang sastra, Bapak dari tiga anak ini juga sering menulis bidang nonsastra khususnya bidang budaya dan pendidikan. Tulisan-tulisannya dimuat di media lokal dan daerah, serta beberapa kali menjuarai ajang 126 Duri-duri Angin Tebing kompetisi karya ilmiah bidang pendidikan tingkat kabupaten maupun provinsi. Sekarang Abdi berusaha lebih giat menyumbangkan kemampuan seni dan sastranya pada Sanggar Seni Langit Tanjung, Dewan Kesenian Tanjung, dan Sanggar Seni Hijau binaannya.

BUKU OLEH Masdulhak Abdi